Dosen FPIK UHO Manfaatkan Sampah Plastik Sebagai Bahan Terumbu Buatan

  • Bagikan
KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Tim dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di desa Soropia Kecamatan Tapulaga. Tim yang beranggotakan tujuh dosen itu, mengolah limbah plastik menjadi bahan tambahan terumbu buatan, sebagai salah satu solusi pengurangan limbah plastik dan bagian dari upaya mengimplementasikan green economy masyarakat desa pesisir. Tim yang terdiri dari Rahmadani, S.Pi, M.Si, Irdam Riani, S.Pi,M.S, Wa Nurgayah, S,Pi, M,Si, Muh. Taswin Munier, S.Pi., M. Env. Std, Wa Iba, S.Pi., M.App.Sc., Ph.D, Risfandi, SP, MM, Wa Jali, S.Pi,M.Si, mengungkap alasan mengolah sampah plastik sebagai bahan terumbu buatan. Seperti diungkapkan ketua tim Rahmadani, sampah plastik merupakan salah satu permasalahan utama ekosistem pesisir saat ini, bagi kecamatan Soropia termasuk di desa Tapulaga. "Sampah plastik yang umumnya dalam bentuk kantung plastik bekas pakai itu selain mencemari pantai, juga mengganggu fungsi ekosistem pohon bakau atau mangrove, menjerat ikan, udang, dan hewan laut lainnya. Dalam bentuk partikel mikroskopik, sampah plastik dapat masuk ke dalam jaringan otot dan daging ikan maupun kerang, yang pada akhirnya berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya," kata Rahmadani, Kamis (24/11). Di Toronipa kata Rahmadani, sampah plastik berasal dari pengunjung yang berwisata pada tiga tempat wisata yang berada di daerah itu. Semakin padatnya pemukiman penduduk dankegiatan pariwisata di Soropia, Toronipa dan kawasan sekitarnya juga turut meningkatkan volume sampah plastik, baik yang langsung dibuang oleh masyarakat dan wisatawan, maupun yang hanyut/terbawa arus dari pantai di sekitarnya "Jika sampah plastik tidak ditangani maka akan dapat menjadi masalah bagi perairan di Kecamatan Soropia secara umum. Pemanfaatan sampah plastik ini akan menjadi salah satu solusi dalam penanganan sampah plastik dan dapat dimanfaatkan secara produktif sebagai bahan tambahan pembuatan terumbu karang buatan, yang selanjutnya akan menjadi tempat bernaung ikan," jelas Rahmadani. [caption id="attachment_89576" align="alignnone" width="1024"] Tim dosen FPIK UHO mengolah limbah plastik menjadi bahan tambahan terumbu buatan, sebagai salah satu solusi pengurangan limbah plastik dan bagian dari upaya mengimplementasikan green economy masyarakat desa pesisir. FOTO: Istimewa[/caption] Tim melaksanakan pelatihan membuat terumbu buatan dengan bahan tambahan plastik kepada kelompok nelayan dan karang taruna pada 9 Oktober 2022. Selain pelatihan, tim juga melakukan sosialisasi pentingnya terumbu karang bagi keberlangsungan usaha nelayan, khususnya nelayan tradisional dan usaha budidaya lobster dan ikan kuwe (ikan putih). "Kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan mendapat dukungan penuh dari semua pihak dan para peserta kegiatan cukup antusias menerima materi dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat membutuhkan bimbingan dan pembinaan dalam pengembangan potensi diri, dan potensi ekologi serta ekonomi yang ada di wilayah mereka," jelasnya. Dengan terumbu buatan yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan tambahan ini, diharapkan dapat mendukung peningkatan kebersihan pesisir. Disamping itu, kata Rahmadani, terumbu buatan secara tidak langsung akan membantu meningkatkan populasi spesies ikan dan mencegah abrasi pantai. Selanjutnya, ia menyebut metode transplantasi karang merupakan salah satu cara untuk memperbaiki ekosistem pesisir. "Selama kegiatan berlangsung terlihat bahwa semua peserta pelatihan sangat tertarik dan serius mendengarkan penjelasan dari tim. Hal ini terbukti dengan tidak ada seorangpun dari peserta yang meninggalkan lokasi pelatihan sampai acara berakhir. Antusias peserta juga terlihat dari partisipasi peserta dalam melakukan praktik. Seluruh masyarakat nelayan produktif berpartisipasi dalam pembuatan terumbu buatan dengan menggunakan bahan tambahan sampah plastik atau limbah rumah tangga yang berasal dari plastik," tandasnya. Salah satu dosen anggota tim, Irdam Riani mengatakan, pemanfaatan sampah plastik dan mengubahnya menjadi bahan tambahan terumbu, merupakan salah satu implementasi green economy. Sebab, ketika terumbu tersebut berkembang dan menjadi ekosistem terumbu karang, maka daerah tersebut akan kaya dengan sumberdaya perikanan. "Sampah plastik yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi polutan bagi lingkungan, dapat teratasi dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat," tandas dosen bidang agribisnis perikanan ini. (*)
  • Bagikan